Minggu, 18 April 2010

Ciri-ciri Disleksia

Disleksia merupakan suatu gangguan belajar yang terjadi pada anak-anak dan ada pula yang terjadi pada anak-anak yang akan menginjak remaja, setiap umur anak memilki cirri-ciri yang berbeda.

Ciri-ciri disleksia dikalangan kanak-kanak berusia enam hingga 11 tahun.

1. Menulis nombor, perkataan dan abjad terbalik.

2. Keliru susunan abjad dan perkataan.

3. Gagal mrngucapkan perkataan yang pernah diajarkan sebelumnya.

4. Mengeja perkataan dengan berbagai cara, tanpa mengecam susunan abjad yang benar.

5. Mengalami kesukaran, mengecam perkataan yang seakan-akan seperti perkatan “pin” dan “pen”.

6. Keliru kiri dan kanan, depan dan belakang.

7. Lemah membaca.

8. Mengalami kesukaran menyebut perkataan, sehingga kadang kala menyebutkan secara terbalik.

Ciri-ciri kanak-kanak disleksia 12 tahun keatas :

1. Mempunyaai kesukaran mengamati semula apa yang sudah dibacca.

2. Memberi tumpuan sepenuhnya epada aktifiti membaca dan menulis.

3. Tidak mampu menunjukan nama yang betul dan tidak betul.

4. Lemah ketika mengeja.

5. Mempunyai masalah ketika mengambi nota dengan ttepat.

Murid dan peljar disleksia akan emngalami maslah itu seumur hidup. Oleh itu, beberapa akan diguanakan untuk menolong mereka menghadapi kesukaran yang dihadapi.

Daftar Pustaka

Raihanah, Abdulah. 2003. Kesehatan Keluarga. Jakarta : PTS Millennia SDN.BH.

Disleksia Dan Dampak Perlakuan Negative

Anak penderita disleksia adalah anak normal, seperti anak-anak pada umumnya, bahkan disinyalir tingkat kecerdasan mereka lebih tinggi, berkisar anatara 90 hingga 110. Hanya saja untuk masalah baca-tulis mereka sering bermasalah. Ini yang membuatnya gagap dalam menjalani dunia sekoah.

Janganlah kaitkan kecerdasaan anak dengan perolehan nilai belajarnya. Kita dorong dia untuk mampu bersaing, tetap support dia, meski anda tahu bahwa dia sudah berusaha sekuat tenaga.

Sangat disayangkan ketika nilai pelajaran disangkut pautkan dengan pemberian kasih sayang, perhatian, dan cinta terus bertambah ketika nilai belajarnya naik, tetapi sebaliknya ketika dia bermasalah dengan belajar mendapatkan perlakuan miring.

Bebebapa dam[ak akan muncul ketika perlakuan itu diberikan kepadanya, berikut adalah dampaknya :

a. Minder yang berkepanjangan, baik disekolah maupun dirumah. Hal ini bias menimbulkan banyak penyimpangan jiwa seperti egois, suka mencari musuh, dan sebagainya.

b. Kemerosotan prestasi belajar, ini yang akhirnya memperlambat untuk baca-tulis. Karena dia tidak lagi mau belajar.

c. Sulit bergaul, yang nantinya akan menumbuhkan sifat-sifat tercela, bahkan tersesat ke tindak kriminalitas atau terangsannya untuk memakai obat-obatan terlarang.

d. Hilangnya bakat dan kreativitas, sehingga dia gemar mendorongkan tangannya”pasif”

Daftar Pustaka

Karim, Ash-Shadzili. 2006. Selamat Anda Menjadi Ayah. Kairo : Ajial

Disleksia

Kecalaruan perembangan membaca juga dikenal sebagai disleksia, kecalaruan jenis ini akibat daripada kerusakan bagian korteks terpenting dalam memprosessimbol-simbol pada bagian otak manusia. Seorang yang mengalami disgrafia sukar mengenali rentak bunyi, irama dan memisahkan suku kata dalam sebutan dan pembacaan.

Seorang remaja disleksia boleh membunyikan suku kata, tetapi apabila diminta membunyikan keseluruhan gabungan suku kata, kecalaruan yang lebuh keruk adalah apablla banyak suku kata diberikan, maka lebih jauh bunyi yang sebenarnya, namun tidak bermakna, karena ini buta huruf.

Sindrom yang hamper sama.

Terdapat banyak kecalaruan-kecalaruan mempunyai persamaan atau symptom-simptom yang hamper sama dengan disleksia. Secara teknikal disleksia adalah ketidak upayaan belajar yang berpuncak daripada kerusakan system neurologist manusia, khususnya dibagian otak, kecalaruan ini dikategorikan berdasarkan dengan melihat kesukaran seseorang itu membaca, mengenal huruf dan kefasiahan atau kelancaran mengucapkan sesuatu dan suku kata. Ini memberikan kesan kecakapan daripada segi komponen phenologi bahasa kemudian dikaitkan dengan kebolehan kognitif seseorang. Kekurangan ini engakibatkan seseorang itu miskin perbendaharaan kata, taraf pendidikan yang rendah dan ebagaiya.

Daftar Pustaka

Azizi, Yahya. 2007. Punca Dan Rawatan Kecalaruan Tingkahh Laku. Kuala Lumpur : PTS

Ciri-Ciri Psikal Umum Disleksia

Disleksia juga bermaksud kesukaran disebabkan kekurangan atau kecakapan upaya dari pada aspek phenologi bahasa. Kecalaruan ini sering berlaku tanpa dapat dijangkakakn. Fenomena itu berkait langsung dngan keupayaan elemen-elemen kognitif yang lain. Disamping itu, kecalaruan ini dapat memberikan kesan kepada masalah kepemahaman dalam membaca, pengurangan atau kehilangan pesan ingatan terhadap apa yang baru dan sudah dibaca. Akibatnya, perkembangan berbahasa dan pengetahuan gangguan terbantu.

Bagi tujuan mengenali pelajar yang mempunyai sindrom ini, panduan dibawah ini boleh dijadikan pertimbangan.

a. Sebutan vocal dan setengah konsonan yang tidak jelas.

b. Lebih suka mengguanakan bahasa pasar, yang digunakan oleh keluarga.

c. Sukar mengenakan pakaian, tidak pandai mengikat tali kusut dan baju terbalik.

d. Tidak tertarik dan memahami cerita yang baru diceritakan kepadanay.

e. Tidak cendrung menggunakan sebelah tangan saja (tanagan yang kidal).

f. Sukar menerangkan bunyi dan perkataan.

g. Tidak gemr mendengarkan lagu dan musik.

H. Ada sejarah keluarga yang sama.

Daftar Pustaka

Azizi, Yahya. 2007. Punca Dan Rawatan Kecalaruan Tingkahh Laku. Kuala Lumpur : PTS

GEJALA DISKALKULIA

Diskalkulia dalah gangguan dimana anak-anak mengalami kesulitan belajar matematika, berikut ini adalah gejala-gejalanya :

1. Kesulitan dalam mengurutkan, misalkan saat diminta menyebutkan urutan angka. Kebingungan menentukan sisi kiri dan kanan, serta disorientasi waktu (bingung antara masa lampau dan masa depan).

2. Bingung membedakan dua angka yang bentuknya hampir sama,misalkan angka 7 dan 9, atau angka 3 dan 8. Beberapa anak juga ada yang kesulitan menggunakan kalkulator.

3. Umumnya anak-anak diskalkulia memiliki kemampuan bahasa yang normal (baik verbal, membaca, menulis atau mengingat kalimat yang tertulis).

4. Proses penglihatan atau visual lemah dan bermasalah dengan spasial (kemampuan memahami bangun ruang). Dia juga kesulitan memasukkan angka-angka pada kolom yang tepat.

5. Kesulitan memahami konsep waktu dan arah.Akibatnya,sering kali mereka datang terlambat ke sekolah atau ke suatu acara.

6. Salah dalam mengingat atau menyebutkan kembali nama orang.

7. Memberikan jawaban yang berubah-ubah (inkonsisten) saat diberi pertanyaan penjumlahan, pengurangan, perkalian atau pembagian. Orang dengan diskalkulia tidak bisa merencanakan keuangannya dengan baik dan biasanya hanya berpikir tentang keuangan jangka pendek.Terkadang dia cemas ketika harus bertransaksi yang melibatkan uang (misalkan di kasir).

8. Kesulitan membaca angka-angka pada jam, atau dalam

Denagan ini para orang tua diharpkan bis mengenali ank-anaknya apabila ada seoarang anaknya yang mengalami gangguan ini bias langsung tau.

Daftar Pustaka
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Diskalkulia Dan Penyebabnya

Diskalkulia adalah kesulitan untuk melakukan hitungan matematik. Diskalkulia bisa terjadi pada siapapun dan tidak tergantung pada intelektualnya (IQ), di mana mereka mengalami kesulitan dengan waktu, pengukuran, dan pemikiran sebab akibat.

  • kesulitan dengan aritmatika, bingung dengan tanda : + - : x (kesulitan mengenali pola ketika menjumlah, mengurangi, mengalikan, membagi)
  • kesulitan mengerti konsep nilai, jumlah, urutan angka, angka positif dan negatif
  • kesulitan mengurutkan informasi atau peristiwa
  • kesulitan menggunakan langkah-langkah dalam operasi matematika
  • kesulitan mengerti bagian-bagian (setengah, sepertiga, seperempat)
  • Tidak mampu menyatakan angka mana dari 2 angka berbeda yang nilainya lebih tinggi
  • Kesulitan dengan tugas sehari-hari seperti menghitung uang kembalian atau membaca jam analog
  • kesulitan dengan konsep waktu dan mengukur berapa lama waktu (hari, minggu, jam, setengah jam, seperempat jam)
  • kesulitan dengan arah kiri dan kanan, utara, selatan, timur, barat, walaupun dengan bantuan kompas
  • kesulitan memperkirakan ukuran suatu benda atau jarak
  • kesulitan membaca urutan angka, atau membalik angka ketika diulang, misalnya 56 jadi 65

Tiap anak mempunyai cara belajar yang paling baik bagi mereka, di mana mereka bisa menyerap informasi dengan lebih baik. Misalnya, ada anak yang menangkap informasi lebik baik dengan cara visual (penglihatan), auditori (mendengar), atau taktil (meraba). Terapis ORTHOPEDAGOG bisa mengidentifikasi kesulitan belajar anak dan menerapkan latihan-latihan tertentu sehingga anak bisa mengembangkan potensi belajarnya lebih optimal.

Penyebabanya

Maslah diskalkulia adalah masdalah yang memberi dampak terhadap operasi perhitungan dalam matematika. Apabila anak-anak menghadapi masalah pada matematika pada tingkat yang serius, ia dapat dikatakan menghadapi masalah diskalkulia. Masalah ini mengharuskan anak-anak masuk dalam pogram pemulihan.

Disklakulia disebabkan oleh beberapa factor. Diantaranya adalah kelemahan dalam proses pengamatan, yaitu anak-anak tidak dapat mengamati nomor-nomor dalam matematika secara keseluruhan. M,ereka sering mengalami maslah dalam mengenal nomor dan sering menukar-nukar nomor. Masalah lainadalah dalamaspek penyusunan.

Daftar Pustaka

Muhamad, K.A. Jamila. 2008. Special Education For Special Children. Jakarta : Hikmah

Tanda dan Gejala Diskalkulia

  • Menunjukkan pemahaman konsep nilai tempat kesulitan, dan jumlah, nomor baris, dan negatif nilai positif, tercatat dan pinjaman
  • Apakah sulit memahami dan melakukan soal cerita
  • Apakah kesulitan sequencing informasi atau peristiwa
  • Pameran kesulitan menggunakan langkah-langkah yang terlibat dalam operasi matematika
  • Menunjukkan fraksi kesulitan memahami
  • Apakah perubahan membuat menantang dan penanganan uang
  • Menampilkan pola mengakui kesulitan saat menambahkan, mengurangi, mengalikan, atau membagi
  • Apakah kesulitan membuat bahasa untuk proses matematika
  • Apakah pemahaman konsep kesulitan yang berhubungan dengan waktu seperti hari, minggu, bulan, musim, tempat, dll
  • Mengatur masalah kesulitan Pameran pada halaman, nomor tetap berbaris, menindaklanjuti masalah pembagian panjang

Strategies Strategi

  • Memungkinkan penggunaan jari dan kertas awal
  • Gunakan diagram dan gambarkan konsep-konsep matematika
  • Memberikan bantuan rekan
  • Sarankan menggunakan kertas grafik
  • Sarankan menggunakan pensil berwarna untuk membedakan masalah
  • Bekerja dengan Manipulatif
  • Menggambar masalah kata
  • Gunakan perangkat mneumonic untuk mempelajari langkah-langkah dari suatu konsep matematika
  • Gunakan ritme dan musik untuk mengajarkan fakta-fakta matematika dan untuk mengatur langkah-langkah untuk mengalahkan
  • Jadwal waktu komputer untuk siswa untuk latihan dan praktek

Davis, W. 2001. Dyskakulia. California : UC Institute

Dyscalculia

Dyscalculia kata berasal dari bahasa Yunani dan Latin yang berarti: "menghitung buruk". Awalan "dys" berasal dari bahasa Yunani dan berarti "buruk". "Calculia" yang berarti "menghitung". "calculare" " calculus ", Kata "calculare" lagi berasal dari " kalkulus ", yang berarti" kerikil "atau salah satu counter pada sempoa .

Dyscalculia dapat dideteksi pada usia muda dan tindakan dapat diambil untuk meringankan masalah yang dihadapi oleh siswa yang lebih muda. Masalah utama adalah memahami cara matematika diajarkan kepada anak-anak. Dalam cara yang disleksia dapat ditangani dengan dengan menggunakan pendekatan yang sedikit berbeda untuk mengajar, sehingga dapat Namun, dyscalculia adalah kurang dikenal dari gangguan pembelajaran sehingga sering tidak diakui.

Dyscalculia awalnya diidentifikasi, dalam studi kasus, dengan pasien yang menderita cacat aritmatika tertentu sebagai akibat dari kerusakan kawasan tertentu dari otak. Penelitian terbaru menunjukkan dyscalculia yang juga dapat terjadi perkembangannya, sebagai pembelajaran terkait kecacatan genetik yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami, mengingat, atau memanipulasi angka-angka atau fakta nomor (misalnya, tabel perkalian). Istilah ini sering digunakan untuk merujuk secara khusus untuk ketidakmampuan untuk melakukan operasi aritmatika, tetapi juga ditentukan oleh beberapa profesional pendidikan dan psikolog kognitif sebagai dasar ketidakmampuan lagi untuk konsep angka sebagai konsep abstrak dalam jumlah komparatif (defisit dalam " arti angka " ). [Orang-orang yang berdebat untuk hal ini lebih dibatasi-definisi dyscalculia kadang-kadang lebih suka menggunakan istilah teknis "Kesulitan Aritmatika" (AD) untuk merujuk pada perhitungan dan jumlah defisit memori.

Dyscalculia merupakan cacat yang kurang dikenal, yang sama dan potensial yang berhubungan dengan disleksia dan dyspraxia perkembangan . Dyscalculia terjadi pada orang di seluruh IQ jangkauan, dan penderita sering, namun tidak selalu, juga memiliki kesulitan dengan waktu, pengukuran, dan penalaran spasial. Perkiraan saat ini menunjukkan mungkin mempengaruhi sekitar 5% dari populasi. Meskipun beberapa peneliti percaya bahwa selalu menyiratkan dyscalculia kesulitan penalaran matematika serta kesulitan dengan operasi aritmatika, ada bukti (terutama dari otak rusak pasien) yang aritmatika (misalnya perhitungan dan fakta memori angka) dan matematika (abstrak penalaran dengan nomor ) kemampuan dapat dipisahkan seseorang mungkin menderita kesulitan aritmatika (atau dyscalculia), dengan tidak ada penurunan nilai, atau bahkan bakat dalam, abstrak kemampuan penalaran matematika.

http://en.wikipedia.org

Identifikasi Dan Perlakuan Diskalkulia

Karena cacat matematika bervariasi, tanda-tanda bahwa seseorang mungkin memiliki kesulitan di daerah ini bisa sama bervariasi. Namun, kesulitan belajar keterampilan matematika tidak selalu berarti seseorang memiliki ketidakmampuan belajar. Semua siswa belajar dengan langkah yang berbeda, dan khususnya di kalangan kaum muda, dibutuhkan waktu dan latihan untuk prosedur matematika formal masuk akal praktis.

Jika seseorang memiliki masalah dalam salah satu bidang di bawah ini, bantuan tambahan mungkin bermanfaat.

  • Baik di berbicara, membaca, dan menulis, tetapi lambat untuk mengembangkan keterampilan berhitung dan pemecahan masalah matematika
  • Bagus memori untuk kata-kata tercetak, namun nomor kesulitan membaca, atau mengingat nomor dalam urutan
  • Baik dengan konsep-konsep matematika umum, tetapi frustrasi ketika perhitungan spesifik dan keterampilan organisasi perlu digunakan
  • Masalah dengan konsep jadwal waktu-kronis terlambat, kesulitan mengingat, masalah dengan aproksimasi berapa lama sesuatu akan mengambil
  • Miskin arah, mudah bingung dan mudah bingung oleh perubahan rutinitas
  • Kurang memori jangka panjang konsep-dapat melakukan fungsi matematika satu hari, namun tidak dapat mengulanginya keesokan harinya
  • Miskin kemampuan matematika-masalah mental memperkirakan biaya bahan makanan atau penghitungan hari sampai liburan
  • Kesulitan bermain game strategi seperti catur, jembatan atau peran-bermain video game
  • Kesulitan menjaga papan skor saat bermain dan permainan kartu.

Bagaimana dyscalculia diidentifikasi

Ketika seorang guru atau profesional yang terlatih mengevaluasi siswa untuk belajar penyandang cacat di matematika, siswa diwawancarai tentang berbagai keterampilan yang berhubungan dengan matematika dan perilaku. Pensil dan kertas tes matematika sering digunakan, tapi evaluasi yang perlu untuk mencapai lebih banyak. Hal ini dimaksudkan untuk mengungkapkan bagaimana seseorang memahami dan menggunakan angka dan konsep-konsep matematika untuk memecahkan tingkat lanjutan, serta sehari-hari, masalah. Evaluasi diharapkan dan membandingkan tingkat aktual keterampilan dan pemahaman sambil mengingatkan seseorang orang itu kekuatan dan kelemahan tertentu. Berikut adalah beberapa daerah yang dapat diatasi:

  • Kemampuan dengan ketrampilan matematika dasar seperti menghitung, menambah, mengurangi, mengalikan dan membagi
  • Kemampuan untuk memprediksi prosedur yang tepat berdasarkan pemahaman pola - tahu kapan harus menambah, mengurangi, mengalikan, membagi atau melakukan perhitungan lebih maju
  • Kemampuan untuk mengatur objek dalam cara yang logis
  • Kemampuan untuk mengukur waktu-mengatakan, menggunakan uang
  • Kemampuan untuk memperkirakan jumlah nomor
  • Kemampuan untuk memeriksa diri kerja dan mencari cara alternatif untuk memecahkan masalah.

Memperlakukan dyscalculia

Membantu siswa mengidentifikasi / nya dia kekuatan dan kelemahan adalah langkah pertama untuk mendapatkan bantuan.. Setelah identifikasi, orang tua, guru dan pendidik lainnya dapat bekerja sama untuk membangun strategi yang akan membantu siswa belajar matematika lebih efektif. Bantuan di luar kelas memungkinkan siswa dan guru secara khusus berfokus pada kesulitan yang siswa adalah memiliki, mengambil tekanan dari pindah ke topik baru terlalu cepat penguatan berulang dan praktek spesifik ide langsung dapat membuat pemahaman lebih mudah. Lain strategi untuk di dalam dan di luar kelas meliputi:

  • Gunakan kertas grafik bagi siswa yang mengalami kesulitan mengorganisir ide-ide di atas kertas.
  • Bekerja pada menemukan cara-cara pendekatan yang berbeda untuk fakta-fakta matematika, yaitu, bukan hanya menghafal tabel perkalian, menjelaskan bahwa 8 x 2 = 16, jadi jika 16 adalah dua kali lipat, 8 x 4 harus = 32.

  • Praktik memperkirakan sebagai cara untuk mulai mengerjakan soal matematika.
  • Mengenalkan keterampilan baru dimulai dengan contoh-contoh konkret dan kemudian pindah ke aplikasi yang lebih abstrak.
  • Untuk kesulitan bahasa, menjelaskan ide-ide dan masalah secara jelas dan mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan saat mereka bekerja.
  • Menyediakan tempat untuk bekerja dengan sedikit gangguan dan pensil, penghapus dan alat-alat lain pada tangan yang diperlukan.

Clinberg, B. 2004. Dyskalkulia. New York : Pedelishi Publick

Dysgraphia

Dysgraphia adalah gangguan spesifik menulis dalam reproduksi dan tanda-tanda abjad numerik, dapat dikaitkan dengan kerangka dispraksia mungkin sekunder untuk lateralisasi tidak lengkap, yang ditandai dengan kesulitan dalam reproduksi dan tanda-tanda numerik abjad, dan kemudian hanya di grafis. Muncul pada anak saat menulis mulai fase penyesuaian, sementara (dan umumnya hanya) kelas tiga. Biasanya masalah menulis adalah teratur diajukan oleh guru SD yang mengeluh tentang kesulitan dalam memantau anak dalam gangguan nya. Di kelas sebelumnya dua stres dan gangguan biasanya ditentukan oleh sulitnya mempelajari gerakan di kelas ketiga adalah otomatis cukup untuk memungkinkan spontanitas.

Para tangan anak-anak dengan dysgraphia mengalir dengan kesulitan dalam hal menulis dan pegangan pena sering tidak sesuai. Kemampuan untuk menggunakan ruang yang tersedia untuk menulis biasanya sangat kecil: anak tidak menghormati margin lembaran, meninggalkan ruang-ruang yang tidak teratur antara grafem dan antara kata-kata , maka garis menulis dan hasil "up" atau di "bawah" dibandingkan dengan staf. Para tekanan tangan pada lembar tidak benar diatur, kadang-kadang terlalu kuat (over-voltage) dan tanda ditandai juga meninggalkan sebuah jejak pada halaman berikut dari buku, kadang-kadang lemah dan menulis mengalir (psychophysics resistansi rendah). Nada otot sering kaku atau, sebaliknya terlalu dirilis. Ada juga pembalikan sering ke arah gerakan, yang menunjukkan kinerja baik grafem individu secara tertulis bahwa independen, kadang-kadang dari kanan ke kiri.

Si anak memiliki kesulitan dysgraphia cukup bahkan di salin dan menghasilkan angka sendiri, geometrik (cenderung bulat dari sudut dan tidak untuk menutup bentuk). Tingkat pengembangan desain sering tidak memadai usia, reproduksi benda atau menyalin gambar sangat umum dan rincian tidak sangat hadir.

Menyalin kata dan kalimat tidak benar, ada pembalikan dalam grafik kegiatan motor-dan kesalahan karena koordinasi mata-tangan orang miskin. Menyalin dari papan tulis ini bahkan lebih sulit karena anak harus mengejar beberapa tugas secara simultan: perbedaan pidato dari latar belakang, menggeser mata dari papan tulis ke kertas reproduksi grafem.

Daftar Pustaka

Cristofanello P., Lena, S. 2002. dysgraphia..Pemeriksaan, pencegahan, rehabilitasi, Urbino, G. Perpustakaan Moretti

Perkembangn Menulis Dan Ciri Khusus Disgrafia

Menulis membutuhkan perkembangan kemampuan lebih lanjut dari membaca. Perkembangan yang dikemukakan oleh Temple, Nathan, Burns; Cly: Ferreiro dan Teberosky dalam Brewer (1992) oleh Rini Hapsari:

1. Scribble stage. Tahap ini ditandai dengan mulainya anak menggunakan alat tulis untuk membuat coretan. Sebelum ia belajar untuk membuat bentuk, huruf yang dapat dikenali.

2. Linear repetitive stage. Pada tahap ini, anak menemukan bahwa tulisan biasanya berarah horisontal, dan huruf-huruf tersusun berupa barisan pada halaman kertas. Anak juga telah mengetahui bahwa kata yang panjang akan ditulis dalam barisan huruf yang lebih panjang dibandingkan dengan kata yang pendek.

3. Random letter stage. Pada tahap ini, anak belajar mengenai bentuk coretan yang dapat diterima sebagai huruf dan dapat menuliskan huruf-huruf tersebut dalam urutan acak dengan maksud menulis kata tertentu.

4. Letter name writing, phonetic writing. Pada tahap ini, anak mulai memahami hubungan antara huruf dengan bunyi tertentu. Anak dapat menuliskan satu atau beberapa huruf untuk melambangkan suatu kata, seperti menuliskan huruf depan namanya saja, atau menulis "bu" dengan sebagai lambang dari "buku".

5. Transitional spelling. Pada tahap ini, anak mulai memahami cara menulis secara konvensional, yaitu menggunakan ejaan yang berlaku umum. Anak dapat menuliskan kata yang memiliki ejaan dan bunyi sama dengan benar, seperti kata "buku", namun masih sering salah menuliskan kata yang ejaannya mengikuti cara konvensional dan tidak hanya ditentukan oleh bunyi yang terdengar, seperti hari "sabtu" tidak ditulis "saptu", padahal kedua tulisan tersebut berbunyi sama jika dibaca.

6. Conventional spelling. Pada tahap ini, anak telah menguasai cara menulis secara konvensional, yaitu menggunakan bentuk huruf dan ejaan yang berlaku umum untuk mengekspresikan berbagai ide abstrak.

Pada anak usia sekolah, perkembangan menulis telah berada pada tahap terakhir, yaitu "conventional spelling". Selain telah dapat menulis dengan huruf dan ejaan yang benar, anak pada usia kelas dua SD telah memerhatikan aspek penampilan visual mereka.

Beberapa anak mengalami gangguan dalam menulis. Kesulitan menulis ini disebut "disgrafia". Ada beberapa ciri khusus anak dengan gangguan disgrafia, di antaranya adalah:

1. Terdapat ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisannya;

2. Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur;

3. Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional;

4. Anak tampak harus berusaha keras saat mengomunikasikan suatu ide, pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan;

5. Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantap -- caranya memegang alat tulis sering kali terlalu dekat, bahkan hampir menempel dengan kertas;

6. Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah terlalu memerhatikan tangan yang dipakai untuk menulis;

7. Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yang tepat dan proporsional; dan

8 Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalin contoh tulisan yang sudah ada.

Daftar Pustaka

Santrock, John W. 2002. Educational Psychology. McGraw : Hill Companies.

Jenis-jenis Disgrafia

Dysgraphia adalah ketidakmampuan belajar yang spesifik di bidang ekspresi tertulis Dysgraphia: Ada tiga jenis, yaitu :

1. Penderita Disleksia Dysgraphia adalah dimana konsep pertama adalah kertas kerja disalin terbaca tapi dapat diterima. Seorang anak dengan jenis disgraphia akan mengalami kesulitan dengan ejaan juga. Dysgraphia Penderita Disleksia tidak berarti bahwa anak memiliki disleksia, cacat membaca.

2. Motor Dysgraphia didefinisikan sebagai memiliki defisit dalam keterampilan motorik halus, ketangkasan otot miskin dan miskin. Seorang anak dengan dysgraphia motor akan tulisan tangan biasanya tak terbaca, bahkan ketika pekerjaan tersebut disalin. Surat pembentukan dalam isolasi baik-baik saja, namun butuh banyak waktu dan usaha. Ejaan umumnya baik-baik saja untuk anak ini.

3. Dysgraphia spasial akan muncul dengan sendirinya dalam pekerjaan tertulis tak terbaca, bahkan ketika pekerjaan tersebut disalin. Sebaliknya, seorang anak dengan dysgraphia spasial biasanya memiliki kemampuan ejaan normal.

Daftar Pustaka:

Carondick, W. 2004. Dysgrafia. Bainsckot : Leperbimi Saurdoks


Rabu, 14 April 2010

Disgrafia

Masalah disgrafia ini sering muncul pada kalangan anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Disgrafia adalah maslah pembelajaran spesifik yang berdampak pada kesulitan dalam menyampaikan hal yang ada dlam pikiran dalam bentuk tulisan, masih belum dapat ditentukan penyebabnya dengan jelas. Apabila anak-anak mempunyai masalah yang serius dalam hal tulisan, ia dianggap sebagai anak penderit disgrafia. Tetapi mungkin tidak perlu memerlukan penanganan khusus, kebanyakan anak-anak yang memiliki masalah juga mengalami disgrafia.

Penyebab

Anak-anak dengan maslah disgrafia biasanya mempunyai masalah dalam proses informsi yang dapat menyebabkan terjadinya masalah dalam pengamatan, yaitu anak-anak menulis dengan terbalik, tidak menulis dengan susunan yang benar, dan bentuk tulisann yang buruk. Mereka menghadapi masalah dalam memahami huruf dan penjelasan lisan yang berurutan, akibatnya mereka menulis dengan perlahan dan lambat. Disamping itu merekapun mengalami kesulitan dalam membaca struktur tulisan, seperti ejaan, tanda baca, dan sebagainya. Mereka juga biasanya menukar-nukar huruf dengan nomor dalam mengoprasikan rumus.

Anak-anak yang memiliki masalah dalam konsentrasi (hyperactive atau attention deficit disorder) biasanya mengalami kesuitan dalam emnulis, ini karena mereka juga mengalami masalah dalam mengatur dan menyusun informasi. Mereka juga terlalu cepat dan berkoordinasi denagn fungsi motorik halus.

Ada juga anak-anak yang mengalami maslah disgrafia karena kelemahan dlam proses pendengaran dan berbahas, mereka biasanya menghadapi masalah dalam ekspresi bahasa yang selanjutnya akan menyulitkan mereka untuk mengekspresikannya dalam bentuk tulisan.

Sumber:

Muhamad, K.A. Jamila. 2008. Special Education For Special Children. Jakarta : Hikmah

Tanda-Tanda Masalah Disgrafia

Masalah disgrafiaiini akan menjadi serius kelakdikemudian hari, setelah anak menjadi dewasa apabila terus dibiarkan tapa adannya penangannan, walaupun adanya disgrafia initidak memerlukan penanganan yang khusus. Para orang tua harus mengetahui sejak dini indikasi adanya disgrafia pada anak-anaknya. Berikut ini adalah tanda-tanda masalah disgrafia :

1. Anak-anak dapat berkomunikasi dengan baik akan tetapi menghadapai masalah dalam kemampuan menulis.

2. menggunakan tanda baca yang tidak benar, ejaan salah, mengulang kalimat atau perkataan sama.

3. Salah dalam mengartikan pertanyaan yang diberikan.

4. Tidak konsisten dalam membuat tulisan yang bervariasi dalam kemmiringan huruf dan ukuran tulisn.

5. Lamabat dalm menulis.

6. Selalau memperhatikan tangan yang sedang menulis.

7. Sering berbicara sendiri saat menulis.

8. Menggenggam alat tulis dengan sanga erat, biasanya mereka menulis dengan bertumpu pada pangkal lengan dan memegang pensil hingga memenmpel dikertas.

9. Jarak anatara kata tidaak konsisten.

10. Garis dan batas halaman kertas tidak sama anatara satu halaman dengan halaman lainnya.

Kebutuhan pembelajaran dan pelatihan anaka-anak penderita disgrafia harus didorong untuk membuat abstraksi kasar tentang apa yang mereka pikirkan dengan mencatatnya dikertas tanpa harus memedulikan ejaan, tanda baca, dan lainnya. Disamping itu meeka juga harus sering dilatih untuk menulis.

Daftar Pustaka:

Muhamad, K.A. Jamila. 2008. Special Education For Special Children. Jakarta : Hikmah

“Disleksia”Kelainan Atau Talenta

Penyandang disleksia memiliki struktur dan fungsi otak yang berbeda dengan orang pada umumnya. Hal inilah yang membuat penyandang dislekia memiliki cara yang berbeda dalam belaja. Dalam belajar mereka lebih terampil mengintegrasikan visua, sparial (berhubungan dengan ruang), dan motor (garkan). Anak dislekia biasanya trampil danberpikir visual daripada verbal. Jika orang lainmempelajari dengan symbol-simbol bahasa, maka anak dislekia belajar dengan mengalami atau dengan membayagkan gambar dengan bentuk aslinya. Para dislekia biasanya memiliki kesadaran yang sangat tinggi terhadap lingkungan, memilki daya cipta yang tinggi, terampil mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan dunia nyata.Mereka biasanya memiliki rasa ingin lebih tau yang lebih besar, lebih kreatif, dan lebih intuitif.

Jadi dislekia merupakn suatu kelainan juga berate sebuah talenta, kelainan karena merka berbeda dengan orang pada umumnya, yakni mengalami kesulitan yang tidak dialami oleh kebanyakan orang, talenta karena memiliki sebuah kelebihan yuang tidak dimilki oleh banyak orang.

Disleksia bukanlah sebuah penyakit, sehingga tidak ada obatnya. Mereka hanya kebetulan orang-orang yang memiliki talenta luar biasa dibidang yang memerlukan integrasi visual, spatial, dan motor seperti (seni, drama, musik), atletik, arsistek dan lainnya.

Daftar Pstaka:

Drost, Wanei. G. K. 2003. Perilaku Anak Usia Dini Kasus dan Pemecahannya. Yogyakarta:Kanisius.