Senin, 22 Maret 2010

Jenis “kognitif yang kaku” pada penyandang autisme

Kesulitan yang mereka hadapi dalam memaknai dan memahami apa yang mereka lihat tercermin dalam cirri utama auutisme, gangguan kualitatif dalam perkembangan komunikasi, interaksi social dan imajinasi.

1.1 “Gangguan kualitatif” ekolalai sebagai sebuah contoh.

Ciri – cirri autisme tidak boleh dipandang secara absolute. Ekolali (pengulangan kata – kata atau kalimat, segera atau tertunda)sering dikaitkan dengan autisme. Penelitian memang menunjukan bahwa sebagian besar penyandang autisme muda yang berkemampuan verbal memiliki cirri ekolali. Orang juga dapat menemukan gejala ekolali diantara anak – anak terbelakang mental tanpa autisme. Tapi ekolali disini normal bagi usia mental mereka.

1.2 Komunikasi dan jenis komunikasi yang kaku.

Sebuah studi banding yang dilakukan oleh Menyuk dan Quiill (1985) memberikan informasi yang menarik tentang hal ini. Mereka mempelajari perkembangan makna dalam bahasa dalam pada anak – anak normal dan anak autistic. Seorang anak penyandang autisme memiliki kecendrungan untuk menggunakan suara “kursi” untuk satu kursi tertentu, dengan tinggi tertent, warna tertentu, dengan empat kaki. Dari sudut pandangnya, tidak masuk akal kalu benda yang lebih besar, dengan warna berbeda atau dengan tiga kaki diberi sebutan yang sama. Pemahaman dasarnya, berdasarkan apa yang dia lihat, terlalau terbatas utuk kemungkinan membuat generalisasi atau penyamarataan spontan karena mereka membutuhkan orang lai untuk membuat sebuah generalisasi.

Daftar Pustaka :

Theo, Peeters. 2004. Panduan Autisme. Jakarta : Dian Rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar